Kata Kerja Operasional (KKO) dalam Taksonomi Bloom Revisi

Foto oleh Pixabay: https://www.pexels.com/id-id/foto/ajarkan-ornamen-dadu-di-meja-301926/

Assalamuálaikum  warahmatullahi wabarakatuh bapak/ibu guru hebat dimanapun anda berada. Semoga dalam keadaan sehat dan semangat memajukan pendidikan di Indonesia. Bapak/ibu guru hebat, pada kesempatan kali ini Pak Si ingin menyampaikan sebuah artikel mengenai Kata Kerja Operasional (KKO) yang tentu hal ini sudah tidak asing lagi bagi bapak/ibu guru. Tetapi sebelumnya bapak/ibu guru silahkan membaca quote dari Pak Si berkut:

Ilmu yang diajarkan mungkin akan terlupakan, tetapi kebaikan seorang guru akan selalu diingat

Dalam dunia pendidikan, Taksonomi Bloom merupakan kerangka kerja yang digunakan untuk mengkategorikan tujuan pembelajaran yang dibuat oleh guru. Salah satu peranan penting dari taksonomi ini adalah Kata Kerja Operasional (KKO), yang membantu guru dalam merancang pembelajaran dan penilaian yang efektif. Artikel ini akan membahas Taksonomi Bloom, revisinya, perbedaannya dengan versi sebelumnya, serta ilustrasi penerapannya dalam pembelajaran. Pada akhir artikel bapak/ibu dapat mendownload KKO pada 3 ranah (kognitif, afektif, dan psikomotor). Jangan lupa share ke bapak/ibu yang lain agar artikel ini bermanfaat.

Pengertian Taksonomi Bloom

Taksonomi Bloom dikembangkan oleh Benjamin Bloom pada tahun 1956 sebagai kerangka berpikir untuk mengklasifikasikan tujuan pembelajaran ke dalam beberapa tingkatan. Taksonomi ini membantu guru dalam merancang kurikulum, pembelajaran, dan asesmen.

Kegunaan Taksonomi Bloom

1. Membantu Guru dalam Merancang Pembelajaran: Guru dapat menyusun tujuan pembelajaran yang lebih spesifik dan terukur.

2. Membantu dalam Penyusunan Asesmen: Guru dapat menyusun soal berdasarkan tingkat kognitif siswa.

3. Membantu dalam Penyusunan RPP/Modul dan Silabus: Dengan mengetahui tingkat kemampuan siswa, guru dapat merancang pembelajaran yang sesuai karakteristik peserta didik. 

Taksonomi Bloom Klasik vs. Revisi

Taksonomi Bloom awalnya terdiri dari enam tingkatan keterampilan kognitif yang disusun secara hierarkis:

1. Pengetahuan (Knowledge)
2. Pemahaman (Comprehension)
3. Penerapan (Application)
4. Analisis (Analysis)
5. Sintesis (Synthesis)
6. Evaluasi (Evaluation)

Pada tahun 2001, Anderson dan Krathwohl merevisi taksonomi ini dengan beberapa perubahan utama:

1. Menggunakan Kata Kerja, Bukan Kata Benda
2. Menyusun Ulang Tingkatan Kognitif
3. Memperjelas Tujuan Pembelajaran

Berikut adalah Taksonomi Bloom yang telah direvisi:

1. Mengingat (Remembering) – Mengingat informasi dasar
2. Memahami (Understanding) – Menjelaskan ide atau konsep
3. Menerapkan (Applying) – Menggunakan informasi dalam situasi baru
4. Menganalisis (Analyzing) – Membagi informasi menjadi bagian-bagian
5. Mengevaluasi (Evaluating) – Menilai informasi berdasarkan kriteria
6. Menciptakan (Creating) – Menghasilkan karya atau solusi baru

Kata Kerja Operasional dalam Taksonomi Bloom Revisi

KKO digunakan untuk menyusun tujuan pembelajaran yang jelas dan terukur. Berikut contoh KKO dalam masing-masing tingkat kognitif:

Level Taksonomi Bloom Kata Kerja Operasional
Mengingat Menyebutkan, Mengidentifikasi, Mencocokkan
Memahami Menjelaskan, Meringkas, Menginterpretasi
Menerapkan Menggunakan, Mendemonstrasikan, Menjalankan
Menganalisis Membedakan, Mengorganisir, Membandingkan
Mengevaluasi Menilai, Menentukan, Mengkritik
Menciptakan Merancang, Membangun, Mengembangkan

Ilustrasi Penerapan KKO dalam Pembelajaran

Misalnya, dalam mata pelajaran IPA:

Mengingat: Siswa menyebutkan bagian-bagian sel tumbuhan.
Memahami: Siswa menjelaskan fungsi masing-masing bagian sel.
Menerapkan: Siswa melakukan eksperimen sederhana tentang pertumbuhan tanaman.
Menganalisis: Siswa membandingkan pertumbuhan tanaman di tempat terang dan gelap.
Mengevaluasi: Siswa menilai efektivitas metode bercocok tanam hidroponik.
Menciptakan: Siswa merancang proyek pertanian sederhana.

DOWNLOAD KKO REVISI

Kesimpulan

Taksonomi Bloom yang telah direvisi memberikan pemahaman yang lebih praktis dalam pembelajaran dengan menggunakan kata kerja operasional. Dengan memahami dan menerapkan KKO, guru dapat merancang pembelajaran yang lebih terarah dan efektif sesuai dengan tingkat kemampuan siswa.


Posting Komentar

0 Komentar