DASAR-DASAR PRODUKSI KONTEN DIGITAL DAN DISEMINASI KONTEN YANG BERETIKA DAN BERTANGGUNGJAWAB

<a href="https://www.vecteezy.com/free-photos/content">Content Stock photos by Vecteezy</a>

Assalamuálaikum  warahmatullahi wabarakatuh anak-anaku yang hebat, sholeh dan sholehah dimanapun kamu berada. Alhamdulillahi rabbil 'aalamiin kita semua masih diberikan kesempatan untuk kembali belajar dan dipertemukan kembali dengan Pak Si. Sebelum membaca materi ini silahkan baca quote dari Pak Si berikut:

Belajar bukan sekadar kewajiban, tapi kunci untuk membuka masa depan yang lebih cerah. Setiap hari adalah peluang baru untuk menjadi lebih baik dari kemarin." 😊📚✨

Di era digital, konten merupakan salah satu aset utama dalam menyampaikan informasi, edukasi, hiburan, dan promosi. Saat ini juga banyak muncul content creator karene profesi ini memiliki penghasilan yang cukup menjanjikan. Tetapi perlu diingat bahwa menjadi seorang content creator tidak serta merta mudah, perlu adanya sumber daya baik pengetahuan dan juga alat atau property yang dalam hal ini tentu tidak murah. Selain itu, konten-konten yang diseminasikan atau dipublikasikan harus mengikuti kebijakan-kebijakan tertentu sehingga konten yang dibuat tidak melanggar aturan. Untuk itu, pemahaman mengenai produksi konten digital dan diseminasi yang etis (sesuai etika) sangat diperlukan. Artikel ini akan membahas berbagai aspek dasar mulai dari definisi konten digital, tahapan produksi, dan etika dalam mempublikasikan konten digital.

 1. Definisi Konten Digital

Konten digital adalah segala bentuk informasi yang dibuat dan dibagikan dalam format digital, yang dapat dengan mudah diakses melalui internet dalam berbagai format, seperti video, gambar, teks, podcast, dan lainnya. Konten digital memiliki berbagai tujuan, termasuk hiburan, edukasi, informasi, dan promosi. Perkembangan teknologi yang semakin pesat dan beragam menjadikan konten digital semakin beragam.

2. Etika dalam Produksi dan Diseminasi Konten

Sebelum  membuat konten ada hal yang sangat penting untuk diperhatikan yaitu etika dalam produksi maupun diseminasi konten.Berikut adalah hal-hal yang perlu diperhatikan ketika akan memproduksi dan mendeminasi atau mempublikasikan konten. Berikut adalah etika yang perlu diperhatikan: 

  1. Kejujuran: Selalu verifikasi data dan fakta sebelum publikasi untuk menghindari penyebaran informasi palsu.
  2. Hak Cipta: Gunakan materi dengan izin resmi atau dari sumber bebas lisensi, serta berikan kredit yang layak untuk menghindari plagiarisme.
  3. Privasi: Jangan menyebarkan data pribadi orang lain tanpa izin untuk menjaga keamanan dan kenyamanan digital. 
  4. Kesopanan: Gunakan bahasa yang baik, tidak menyinggung, dan sampaikan pesan secara ramah serta profesional. 

3. Tahapan Produksi Konten Digital

Untuk dapat membuat konten digital yang baik perlu dilakukan beberapa tahapan agar pembuatan konten digital efektif sehingga hasilnya akan lebih maksimal. Berikut ini adalah tahapan produksi konten digital.

a.    Perencanaan

Pada proses ini tujuan konten digital harus disampaikan secara jelas, apakah konten yang akan dibuat bertujuan untuk hiburan, edukasi, atau promosi atau tujuan lainnya. Perlu dipastikan konten digital dilarang keras mengarah kepada hal-hal yang merugikan seperti penyebaran berita hoax dan sebagainya. Selain itu penting untuk menentukan target audiens, hal ini akan menjadi dasar untuk memastikan konten yang dibuat sesuai minat atau kebutuhan audiens yang akan dituju. Tahap perencaan ini bisa kita tulis dalam bentuk script video. Script video adalah naskah atau teks yang ditulis yang di dalamnya terdapat panduan mengenai isi video, termasuk percakapan, narasi adegan dan instruksi secara teknis lainnya. Script video ini digunakan sebagai pedoman dalam proses produksi video. Secara umum elemen di dalamnya terdiri atas

  1. Judul video (Nama atau topik vide) yag akan dibuat
  2. Deskripsi singkat (penjelasan ringkas isi video)
  3. Scene atau adegan (pembagian setiap bagian missal: pembuka, isi, penutup)
  4. Dialog atau narasi (teks yang diucapkan dan penjelasannya)
  5. Instruksi visual (penjelasan tentang apa yang akan ditampilkan di layer misalnya Gerakan kamera, tranisis atau efek lainnya
  6. Instruksi audio (misalnya berisi music  latar, efek atau perubahan suara yang diperlukan.

Berikut ini adalah contoh script video sederhana:

Judul: Cara Membuat Snack Bar Tempe Sehat

Scene 1 – Pembukaan

(Visual: Host berdiri di dapur dengan bahan-bahan di meja)

Host: "Halo semuanya! Hari ini kita akan membuat snack bar tempe yang sehat

dan enak!"

(Audio: Efek suara tepuk tangan)

Scene 2 – Proses Pembuatan

(Visual: Host menunjukkan bahan-bahan dan mulai mengolah tempe)

Host: "Pertama, kita siapkan tempe yang sudah dikukus dan dihaluskan.

Scene 3 – Penutupan

(Visual: Host menunjukkan hasil snack bar yang sudah jadi)

Host: "Snack bar tempe kita sudah jadi! Coba buat di rumah, ya!"

Audio: Efek suara penutupan)

b.    Produksi

Proses ini melibatkan pembuatan konten dimana hal ini diperlukan alat yang sesuai seperti kamera, apakah menggunakan kamera digital atau kamera hp, penggunaan tripod, mempersiapkan tempat atau ruangan kedap suara atau dilakukan di outdoor, perekam suara dan software editing yang akan digunakan. Tahap ini perlu memperhatikan berbagai hal seperti angle pengambilan video, kestabilan video, noise dan juga reosolusi agar video yang dibuat sesuai konsep awal yang diharapkan.

Foto oleh Ron Lach : https://www.pexels.com/id-id/foto/kamera-bekerja-berfungsi-berusaha-8089653/https://www.pexels.com/id-id/foto/kamera-bekerja-berfungsi-berusaha-8089653/

c.    Pengeditan

Setelah semua bahan-bahan baik video, gambar, audio atau element yang dibutuhkan terkumpul maka dilakukan pengeditan. Pengditan dilakukan untuk meningkatkan kualitas konten, memperbaiki audio dan visual, menambahkan teks atau  lainnya sesuai script awal yang sudah dibuat. Beberapa aplikasi untuk editing yang dapat digunakan untuk pemula seperti Capcut, canva, kinemaster dan lain sebagainnya untuk konten dalam bentuk video. Ada beberapa hal dasar yang perlu diketahui dalam proses edit video (video editing) beberapa hal terbut diataranya adalah sebagai berikut:

  1. Importing (Impor): Mengimpor bahan-bahan seperti video, audio, dan gambar yang akan digunakan dalam proyek pengeditan.
  2. Cutting (Pemotongan): Memotong dan memilih bagian-bagian video yang relevan. Proses ini termasuk menghapus adegan yang tidak diperlukan atau menyusun urutan video yang diinginkan.
  3. Dubbing (Pengisian Suara): Menambahkan suara baru atau mengganti suara asli dalam video dengan suara lain, seperti suara narasi, karakter, atau efek suara.
  4. Color Grading (Pewarnaan): Menyesuaikan warna dan pencahayaan video untuk memberikan nuansa atau mood tertentu, serta untuk memastikan konsistensi visual di seluruh video.
  5. Audio Mixing (Pencampuran Audio): Mengatur tingkat suara latar, efek suara, dan dialog agar seimbang dan terdengar jernih.
  6. Adding Effects (Menambahkan Efek): Menambahkan efek visual atau transisi antara adegan untuk meningkatkan kualitas visual dan alur video.
  7. Text and Titles (Teks dan Judul): Menambahkan teks, judul, atau grafik lainnya ke dalam video untuk memberikan informasi tambahan atau efek visual.
  8. Motion Graphics (Grafis Gerak): Membuat grafik animasi atau elemen visual yang bergerak, seperti intro, logo, atau grafik yang menjelaskan isi video.
  9. Rendering (Penyelesaian): Proses akhir di mana semua elemen video yang telah diedit digabungkan dan diproses menjadi satu file video yang utuh.
  10. Exporting (Ekspor): Menyimpan dan mengonversi video menjadi format yang diinginkan untuk distribusi atau publikasi, seperti MP4, MOV, atau AVI.

 

Foto oleh Alex Fu: https://www.pexels.com/id-id/foto/screengrab-aplikasi-adobe-premier-1188751/


d.    Publikasi

Langkah terakhir dalam pembuatan konten digital adalah publikasi. Konten yang sudah dibuat dapat dipublikasikan ke orang lain dengan berbagai macam pilihan platform. Pemilihan platform yang tepat, seperti media sosial misalnya tiktok, Instagram, facebook, blog, wordpress atau YouTube, sangat penting agar konten dapat menjangkau target audiens dengan efektif. Konsistensi dalam membagikan konten juga perlu dijaga agar dapat membangun keterlibatan dan meningkatkan dampak pesan yang ingin disampaikan.

 

Foto oleh Pixabay: https://www.pexels.com/id-id/foto/fotografi-close-up-ikon-ponsel-cerdas-267350/
 

4. Strategi Diseminasi dan Interaksi

  • Pilih platform yang sesuai dengan jenis konten dan target audiens (misalnya, video di YouTube/TikTok, artikel di blog/media online).
  • Tentukan waktu unggah yang tepat berdasarkan analisis aktivitas audiens untuk meningkatkan jangkauan dan interaksi. 
  • Bangun hubungan baik dengan audiens melalui interaksi positif, seperti menanggapi komentar dengan sopan dan profesional. 
  • Gunakan fitur pelaporan untuk menjaga lingkungan digital yang sehat dari konten negatif atau merugikan.

Kesimpulan

Membuat dan mendiseminasikan konten digital dengan standar tinggi adalah langkah penting dalam membangun reputasi serta kepercayaan di dunia online. Dengan merancang proses produksi yang baik dan sistematis memanfaatkan berbagai alat yang sesuai, dan menjunjung tinggi nilai-nilai etika, dapat menghasilkan konten yang tidak hanya menarik dan informatif, tetapi juga memiliki dampak positif serta bertanggung jawab secara sosial.

a



Posting Komentar

0 Komentar